Friday, June 9, 2017

Merayakan Asa di Pulau Harapan


SINAR MATAHARI menyorot terang menyinari Pulau Bulat  sebelum terbenam di ufuk barat. Inilah salah satu daya tarik Pulau Bulat, Kelurahan PulauHarapan,  Kecamatan Kepulauan Seribu Utara. Lisa Herdiana dan Ganip Purwanto menyatukan kedua tangan mereka membentuk hati sebagai tanda cinta mereka. Dan, ”jepret...” bunyi jepretan kamera mengabadikan siluet tanda cinta mereka.



Pemandangan matahari terbenam di Pulau Bulat saatnya yang di tunggu-tunggu karena merupakan salah satu bagian paket wisata ke PulauHarapan di Kecamatan Kepulauan Seribu Utara. Dengan jarak kurang lebih sekitar 60KM dari daratan Jakarta, tidak sulit untuk menggapai pulau ini karena moda transportasi laut yang di gunakan selalu ada setiap hari baik itu dari Pelabuhan Kaliadem ( DISHUB ) maupun Marina Ancol.

Jika menggunakan kapal yag dari Kaliadem, wisatawan dapat menumpang kapal kayu bertarif Rp 55.000 per orang sudah termasuk asuransi dengan jarak tempuh sekitar 3jam. Sementara jika menggunakan kapal dari Marina Ancol, wisatawan dapat menggunakan kapal cepat bertarif Rp 250.000 per penumpang dengan waktu perjalanan 11/2 jam.

Pulau berpenduduk sekitar 1.760 jiwa itu hanya dapat dijadikan tempat menginap bagi pengunjung. Yang jadi daya tarik justru pulau-pulau lain di sekitarnya, seperti Pulau Bira, Pulau Gosong, Pulau Dolpine, Pulau Perak dll.
Ganip dan kawan-kawan, seumpama, diajak snorkeling oleh pemandu wisata ke Pulau Kayu Genteng dan Pulau Macan, kemudian menyusuri Pulau Gosong dan Pulau Perak. ”Wisata ke pulau ini banyak tempat yang bagus di kunjungi. Bisa snorkeling dan jelajah Pulau mengelilingi pulau – pulau sekitar. Biaya yang murah dan dekat dari Jakarta,” ujar Ganip..


Sejak pertengahan tahun 2012, kegiatan wisata bersemi di pulau seluas 6,7 hektar tersebut. Penginapan ( Homestay ) bermunculan, warga sekitar mendadak beralih kerjaan menjadi Tour Guide ( pemandu wisata ), dan kapal pengangkut pun membeludak dipenuhi pengunjung pada akhir pekan.
Berdasarkan data yang di peroleh Kelurahan Pulau Harapan, pada tahun 2011 hanya ada 16 penginapan di Pulau Harapan. Jumlah ini kemudian bertambah menjadi 86 penginapan pada tahun 2013 dan tambah lagi menjadi 119 penginapan hingga Januari 2015.


Pulau Harapan sendiri menjadi pusat pemerintahan Kecamatan Kepulauan Seribu Utara. Jadi, di Pulau Harapan terdapat pelayanan umum seperti kantor Kelurahan, KUA, Pusat Kesehatan Masyarakat ( PUSKESMAS ) yang mempunyai fasilitas rawat inap untuk ibu melahirkan, serta taman terpadu yang berisi fasilitas bermain anak dan sekaligrus Pusat keliner.

Pulau yang bersebelahan dengan Pulau Kelapa ini merupakan salah satu dari 30 pulau yang ada dalam wilayah administrasi Kelurahan Pulau Harapan. Terdapat satu pulau lagi yang berpenghuni, yaitu Pulau Sabira yang jarak tempuhnya sekitar 25 kilometer ke utara. Adapun 28 pulau lainnya berupa pulau wisata yang dikelola pihak kenservasi dan pulau swasta.

Pulau Harapan, Pulau Penduduk terkecil dan padat. Jika menggunakan sepeda motor, hanya dibutuhkan 10 menit untuk mengelilingi lingkar luar pulau ini. Permukiman yang padat mengapit jalan selebar 2 meter atau hanya cukup dilewati dua sepeda motor. Tidak terlihat satu pun kendaraan umum tempat ini.
Meski terbilang padat, Pulau Harapan terbilang lumayan bersih. Tidak sulit menemukan tempat sampah di sejumlah ruas jalan. Petugas kebersihan dari kelurahan menyapu jalan setiap hari.

Pengunjung yang datang ke pulau ini juga tak perlu kuatir soal akses listrik. Sekretaris Kelurahan Pulau Harapan Bapak Ardani mengungkapkan, pulau Harapan ini disalurkan listrik selama 24 jam melalui kabel bawah laut sejak awal 2011. Sebelumnya, listrik hanya dapat dinyalakan pukul 17.00 WIB hingga 06.00 WIB karena mengandalkan PLTD.

Masalah terbesar di Pulau Harapan adalah krisis air bersih yang terjadi saat musim kemarau perpanjangan. Warga hanya mengandalkan satu-satunya alat pemurnian air di pulau ini untuk memperoleh air bersih yang bisa kita gunakan untuk minum dan memasak. Alat itu melai beroperasi sekitar 10 jam per hari dan memproduksi 3.600 liter air bersih.


Kondisi ini sangat jauh dari pemenuhan kebutuhan warga. Sebagai gambaran, jika satu warga membutuhkan 25 liter air bersih per hari, maka alat itu hanya dapat memenuhi kebutuhan 125 orang atau kurang dari sepersepuluh warga Pulau Harapan. Adapun saat musim hujan datang, air  melimpah karena masyarakat juga menggunakan air bersih dari penampungan air hujan.

Terkait pengembangan wisata, pulau ini masih minim prasarana pendukung, seperti tidak adanya petunjuk jalan, pusat informasi wisata, dan alat transportasi di dalam pulau. Belakangan, persoalan keamanan lingkungan juga menjadi perhatian warga.