SINAR MATAHARI menyorot terang
menyinari Pulau Bulat sebelum terbenam
di ufuk barat. Inilah salah satu daya tarik Pulau Bulat, Kelurahan PulauHarapan, Kecamatan Kepulauan Seribu
Utara. Lisa Herdiana dan Ganip Purwanto menyatukan kedua tangan mereka
membentuk hati sebagai tanda cinta mereka. Dan, ”jepret...” bunyi jepretan
kamera mengabadikan siluet tanda cinta mereka.
Pemandangan matahari terbenam di Pulau Bulat saatnya
yang di tunggu-tunggu karena merupakan salah satu bagian paket wisata ke PulauHarapan di Kecamatan Kepulauan Seribu Utara. Dengan jarak kurang lebih sekitar
60KM dari daratan Jakarta, tidak sulit untuk menggapai pulau ini karena moda
transportasi laut yang di gunakan selalu ada setiap hari baik itu dari
Pelabuhan Kaliadem ( DISHUB ) maupun Marina Ancol.
Jika menggunakan kapal yag dari Kaliadem, wisatawan
dapat menumpang kapal kayu bertarif Rp 55.000 per orang sudah termasuk asuransi
dengan jarak tempuh sekitar 3jam. Sementara jika menggunakan kapal dari Marina
Ancol, wisatawan dapat menggunakan kapal cepat bertarif Rp 250.000 per penumpang
dengan waktu perjalanan 11/2 jam.
Pulau berpenduduk sekitar 1.760 jiwa itu hanya dapat dijadikan
tempat menginap bagi pengunjung. Yang jadi daya tarik justru pulau-pulau lain
di sekitarnya, seperti Pulau Bira, Pulau Gosong, Pulau Dolpine, Pulau Perak
dll.
Ganip dan kawan-kawan, seumpama, diajak snorkeling oleh
pemandu wisata ke Pulau Kayu Genteng dan Pulau Macan, kemudian menyusuri Pulau
Gosong dan Pulau Perak. ”Wisata ke pulau ini banyak tempat yang bagus di
kunjungi. Bisa snorkeling dan jelajah Pulau mengelilingi pulau
– pulau sekitar. Biaya yang murah dan dekat dari Jakarta,” ujar Ganip..
Sejak pertengahan tahun 2012, kegiatan wisata bersemi
di pulau seluas 6,7 hektar tersebut. Penginapan ( Homestay ) bermunculan, warga
sekitar mendadak beralih kerjaan menjadi Tour Guide ( pemandu wisata ), dan
kapal pengangkut pun membeludak dipenuhi pengunjung pada akhir pekan.
Berdasarkan data yang di peroleh Kelurahan Pulau Harapan,
pada tahun 2011 hanya ada 16 penginapan di Pulau Harapan. Jumlah ini kemudian
bertambah menjadi 86 penginapan pada tahun 2013 dan tambah lagi menjadi 119
penginapan hingga Januari 2015.
Pulau Harapan sendiri menjadi pusat pemerintahan
Kecamatan Kepulauan Seribu Utara. Jadi, di Pulau Harapan terdapat pelayanan
umum seperti kantor Kelurahan, KUA, Pusat Kesehatan Masyarakat ( PUSKESMAS )
yang mempunyai fasilitas rawat inap untuk ibu melahirkan, serta taman terpadu
yang berisi fasilitas bermain anak dan sekaligrus Pusat keliner.
Pulau yang bersebelahan dengan Pulau Kelapa ini
merupakan salah satu dari 30 pulau yang ada dalam wilayah administrasi
Kelurahan Pulau Harapan. Terdapat satu pulau lagi yang berpenghuni, yaitu Pulau
Sabira yang jarak tempuhnya sekitar 25 kilometer ke utara. Adapun 28 pulau
lainnya berupa pulau wisata yang dikelola pihak kenservasi dan pulau swasta.
Pulau Harapan, Pulau Penduduk terkecil dan padat. Jika
menggunakan sepeda motor, hanya dibutuhkan 10 menit untuk mengelilingi lingkar
luar pulau ini. Permukiman yang padat mengapit jalan selebar 2 meter atau hanya
cukup dilewati dua sepeda motor. Tidak terlihat satu pun kendaraan umum tempat
ini.
Meski terbilang padat, Pulau Harapan terbilang lumayan
bersih. Tidak sulit menemukan tempat sampah di sejumlah ruas jalan. Petugas
kebersihan dari kelurahan menyapu jalan setiap hari.
Pengunjung yang datang ke pulau ini juga tak perlu
kuatir soal akses listrik. Sekretaris Kelurahan Pulau Harapan Bapak Ardani
mengungkapkan, pulau Harapan ini disalurkan listrik selama 24 jam melalui kabel
bawah laut sejak awal 2011. Sebelumnya, listrik hanya dapat dinyalakan pukul
17.00 WIB hingga 06.00 WIB karena mengandalkan PLTD.
Masalah terbesar di Pulau Harapan adalah krisis air
bersih yang terjadi saat musim kemarau perpanjangan. Warga hanya mengandalkan
satu-satunya alat pemurnian air di pulau ini untuk memperoleh air bersih yang
bisa kita gunakan untuk minum dan memasak. Alat itu melai beroperasi sekitar 10
jam per hari dan memproduksi 3.600 liter air bersih.
Kondisi ini sangat jauh dari pemenuhan kebutuhan
warga. Sebagai gambaran, jika satu warga membutuhkan 25 liter air bersih per
hari, maka alat itu hanya dapat memenuhi kebutuhan 125 orang atau kurang dari sepersepuluh
warga Pulau Harapan. Adapun saat musim hujan datang, air melimpah karena masyarakat juga menggunakan
air bersih dari penampungan air hujan.
Terkait pengembangan wisata, pulau ini masih minim
prasarana pendukung, seperti tidak adanya petunjuk jalan, pusat informasi
wisata, dan alat transportasi di dalam pulau. Belakangan, persoalan keamanan
lingkungan juga menjadi perhatian warga.
No comments:
Post a Comment